Minggu, 11 Desember 2011

Pengertian Konseling Islam

PENGERTIAN KONSELING ISLAM
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan konseling dengan tujuan agar klien mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, pemecahan masalah yang dialaminya serta mampu mengarahkan dirinya untuk mampu mengembangkan potensi ke arah perkembangan yang lebih optimal sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. 

Konseling Islam merupakan bantuan yang diberikan kepada orang yang mengalami kesulitan dengan tujuan agar orang yang dibantu mampu mengatasi masalahnya sendiri. Pengertian konseling Islam ini senada dengan konsep utama pendekatan konseling client centered yang menaruh kepercayaan bahwa klien memiliki kesanggupan untuk memecahkan masalahnya sendiri.

Konseling Islam dapat diartikan sebagai usaha pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok yang mengalami kesulitan dan masalah, baik lahiriah maupun bathiniah yang menyangkut kehidupannya, terutama dalam kehidupan keberagamaan di masa kini dan masa yang akan datang, agar menjadi manusia mandiri dan dewasa dalam hidup, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan nilai-nilai iman dan ketaqwaan Islam. 

Bimbingan dan konseling Islam merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sementara Aunur Rahim Faqih mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 

Konseling Islami adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain, yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniyah dalam lingkungan hidupnya, agar supaya orang tersebut mampu mengatasinya sendiri, karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada dirinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup saat sekarang dan masa depannya.
Dalam konsep konseling Barat-sekular, hubungan antara konselor dan kliennya tidak lebih sebatas hubungan profesional yang tidak ada sangkut pautnya dengan eskatologis. Artinya, dalam konseling sekular seorang konselor hanya bertugas membantu individu untuk keluar dari permasalahan hidup kekinian ketika mereka sedang berjuang mengatasi masalah, keputusan hidup, atau ketika seseorang merasakan stagnasi dalam hidup kemudian menginginkan perubahan. Baik ketika masalah yang dimaksud berhubungan dengan anggota keluarga lain, teman, hingga interaksi dalam lingkungan pekerjaan.
Dengan demikian, bimbingan dan konseling islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada Seseorang (individu) yang mengalami kesulitan rohaniah baik mental dan spiritual agar yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan dari kekuatan dan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, atau dengan kata lain bimbingan dan konseling islam ditujukan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik kesulitan lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan masa datang agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dan merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan tetap berpegang pada nilai-nilai islam.
Konseling Barat dalam hal ini diidentikan dengan konseling kristen, maka perbedaan dengan konseling Islam hanyalah dalam implementasi dan teknisnya. Jika dalam konseling Islam yang menjadi basis pijakan adalah ketentuan legal Islam (al Qur'an dan sunnah), maka dalam konseling kristen berbasis pada ketentuan-ketentuan biblical. .
Pertama, konseling sekular berorientasi pada manusia (anthropo centris) dan sumber pengetahuannya adalah pengetahuan dan akal budi manusia (humanisme). Sedangkan dalam konseling agama orientasi didasarkan pada ketuhanan (Theocentris) dan menjadikan basis pengetahuannya dari ajaran kitab suci dan pengetahuan-pengetahuan yang sejalan dengannya. Dalam konseling Islam diyakini bahwa Allah telah menentukan sejumlah petunjuk bagaimana seharusnya manusia hidup dan jalan keluar dari permasalahan kehidupan. .
Kedua, dari segi tujuan konseling sekular semata-mata mengarah kepada kebahagiaan hidup. Sedangkan dalam konseling agama, tujuannya adalah bagaimana seorang individu yang bermasalah mampu kembali mendekati Allah dan hidup dalam petunjuk-Nya. Adapun kebahagiaan hidup hanyalah sebagai buah dari kedekatannya dengan sang pencipta.

Ketiga, dari segi prinsip-prinsipnya konseling sekuler lahir dari hikmat dan filsafat manusia untuk menjawab semua kebutuhan dan permasalahan hidup manusia. Sedangkan konseling agama berprinsip dari keyakinan, jika dalam konseling Islam dijelaskan bagaimana konselor berusaha menyampaikan hidayah Allah kepada si klient, maka dalam konseling kristen diyakini bahwa Roh Kudus melalui konselor berusaha mewujudkan kehendak Tuhan dalam hidup klient.

Keempat, dari segi kebenaran moralitas, konseling sekuler ditentukan oleh situasi etika masyarakat saat itu yang mungkin bisa mengalami pergeseran-pergeseran nilai. Sedangkan dalam konseling agama (Islam dan Kristen) kebenaran moralitasnya berakar dari keyakinan masing-masing tentang ultimate truth yang implisit dalam kitab suci masing-masing yang tidak akan berubah atau mengalami pergeseran (universal).
Didunia barat, hal ini berkembang dengan apa yang disebut konseling vastoral (konseling berdasarkan al-kitab) dikalangan umat kristian.

Proses bantuan yang diberikan kepada individu (baik secara perorangan mupun kelompok) agar memperoleh pencerahan diri dalam memahami dalam mengamalkan nilai-nilai agama (aqidah, ibadah, dan akhak mulia) melalui uswah hasanah (contoh tauladan yang baik), pembiasan atau pelatihan, dialog, dan pemberian informasi yang berlangsung sejak usia dini sampai usaha tua, dalam upaya mencapai kebahagiaan dunia dan akherat.

Proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu mengembangkan kesadaran dan komitmen beragamanya (primoldial kemakhlukannya yang fitrah=tauhidullah) sebagai hamba dan khalifah Allah yang bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan kebahagian hidup bersama, baik secara fisik-jasmaniah mau sebagai hamba dan khalifah Allah yang bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan kebahagian hidup bersama, baik secara fisik-jasmaniah maupun psikis ruhaniah, baik didunia maupun di akherat kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar